Dampak Pernikahan Dini dalam Perspektif Medis, Psikologis dan Sosiologis
Keywords:
Early marriage, Medis, Psychology, SociologyAbstract
Marriage is a physical and spiritual bond that unites a man and a woman based on the desire to have offspring and establish a family. Essentially, marriage is undertaken by individuals who have attained maturity in physical, psychological, and economic aspects. However, in Indonesia, approximately 12–20% of marriages still occur without adequate readiness in areas such as physical health, financial stability, and knowledge about household life.This article employs a qualitative and descriptive research method to explore in greater depth early marriage and its relation to reproductive health. Early marriage is generally undertaken by individuals under the age of 19, who are typically not yet prepared in various aspects of marital life. This condition potentially impacts reproductive health, both for women and men. Therefore, it is crucial to have thorough preparation in various aspects before entering marriage, in order to avoid the negative medical, psychological, and sociological consequences of early marriage.
References
Badan Pusat Statistik. (2020). Pencegahan Perkawinan Anak: Percepatan yang Tidak Bisa Ditunda. x–xii.
BKKBN. (2017). Usia Pernikahan Ideal 21-25 tahun. Retrieved from https://www.bkkbn.go.id/detailpost/bkkbn-usia-pernikahan-ideal-21-25tahun
Bogdan, R., & Taylor, S. (1993). Kualitatif (Dasar-dasar Penelitian) (terjemahan). Surabaya: UsahaNasional.
F.,J. (2012). Pernikahan Dini dan Implikasinya terhadap Kehidupan Keluarga pada Masyarakat Madura (perspektif hukum dan gender).Egalita, 7(1).
Fitriyani,D.,Nugraha,G.I.,Husin,F.,Mose, J. C., Sunjaya, D. K., & Sukandar, H.(n.d.).Kajian Kualitatif Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pernikahan Remaja Perempuan. IJEMC,41–43.
Hanum,Y.,&Tukiman. (2015). Dampak Pernikahan Dini Terhadap Kesehatan Alat Reproduksi Wanita. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera,13(26),36–43.
Kartono, K. (1922). Psikologi Wanita Jilid 2: Mengenal Wanita sebagai Ibu dan Nenek. Bandung: Mandar Maju.
Ma’mun, M.S.(2015). faktor pendorong pernikahan dini di kabupaten banyuwangi. Retrieved from http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/65989
Malinda,Y. (2012). Hubungan Umur Kawin Pertama dan Penggunaan Kontrasepsi. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 3(9).
Marino,C.,Gini,G.,Angelini,F.,Vieno,A., &Spada,M.M.(2020). Socialnorms and e-motions in problematic social media use among adolescents. Addictive Behaviors Reports, 11(November 2019), 100250. https://doi.org/10.1016/j.abrep.2020.100250
Okara,M. (2005). Mengurangi Persoalan Kehidupan Seksual dan Reproduksi Perempuan. Yayasan Jurnal Perempuan, (41),9.
Rokhim, A., & Sirait, L. (2016). Tinjauan Yuridis Perkawinan Di Bawah Umur Dan Perceraian Di Pengadilan Agama Kelas Ia Samarinda.
Sahrizal, N., Handayani, P. S., Chamami,A.,&dkk. (2020). Pencegahan Perkawinan Anak: Percepatan yang Tidak Bisa Ditunda. Jakarta: PUSKAPA.
Sangaji,I.S. (2017). Analisis Dampak Pernikahan Dini Terhadap Kesehatan Reproduksi pada Remaja Putri Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman. UNISA Yogyakarta. Retrieved from http://digilib.unisayogya.ac.id/3779/1/Islamiawati SatalamSangaji.1610104445.NaskahPublikasi.pdf
Sarwono,S.W. (2001). Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
UNICEF. (2005). Early marriage: a Harmful Traditional Practice, Astatistical Exploration. USA: The United Nations Children’s Fund.